JavaScipt

Kamis, 07 Juni 2012


Fenomena Diabetes Melitus





Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit turunan, bukan menular. Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh si penderita.Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis sepertinya bukan merupakan fenomena baru bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat mulai terbiasa mendengar vonis dokter yang menyatakan bahwa dirinya, keluarga atau bahkan teman mereka mengidap diabetes atau kencing manis. Munculnya fenomena ini menjadi pertanyaan besar antara  dua sisi sekaligus, antara sudah semakin kritis kah masyarakat Indonesia dengan penyakit degenaratif atau semakin sering kah masyarakat terpapar dengan suntik insulin atau diet ketat DM ( Diabetes Melitus )??.Angka prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia berkisar antara 1,4-1,6%, kecuali di Manado 6%. Penelitian di kelurahan Kayuputih yang merupakan contoh daerah perkotaan menghasilkan angka prevalensi sebesar 5,6%, sedangkan di daerah pedesaan Jawa Barat sebesar 1,1%. Angka kejadian diabetes mellitus semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia, diperkirakan mengalami peningkatan dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 mendatang. Tingginya angka tersebut menjadikan Indonesia peringkat keempat jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Cina. Meningkatnya penderita diabetes melitus disebabkan oleh peningkatan obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang mengkonsumsi makanan yang berserat, merokok, dan tingginya lemak. 
Berdasarkan hasil survei tahun 2003, prevelansi diabetes melitus di perkotaan mencapai 14,7 persen dan di pedesaan hanya 7,2 persen. Diabetes melitus kini menjadi ancaman yang serius bagi manusia dan telah menjadi penyebab kematian urutan ketujuh di dunia. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah, yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis, neuropati, gagal ginjal, dan retinopati. Sedikitnya setengah dari populasi penderita diabetes lanjut usia tidak mengetahui kalau mereka menderita diabetes karena hal itu dianggap merupakan perubahan fisiologis yang berhubungan dengan pertambahan usia. Diabetes melitus pada lanjut usia umumnya adalah diabetes tipe yang tidak tergantung insulin (NIDDM). Prevalensi diabetes melitus makin meningkat pada lanjut usia. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang akibat peningkatan kemakmuran di negara yang bersangkutan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia terus meningkat dimana saat ini diperkirakan sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia atau berarti 1 dari 40 penduduk Indonesia menderita diabetes.
Diperingatinya hari diabetes nasional yang bertepatan pada tanggal 18 April 2011, hendaknya mampu menggerakan hati kita untuk ikut berkontribusi dalam usaha menekan angka kejadian diabetes di Indonesia. Mengingat semakin meningkatnya angka kejadian DM, elemen keperawatan tampaknya mulai terlena dengan rutinitasnya di dunia kerja, dunia pendidikan, dan perjuangan mensahkan undang undang keperawatan sehingga hampir saja melupakan kewajiban utama kita dan teman sejawat untuk mewujudkan masyarakat sehat. Di sinilah peranan perawat sangat di butuhkan oleh masyarakat. Seluruh elemen keperawatan dapat berkontribusi dengan aktif memberikan pendidikan kesehatan bagi lingkungan di sekitarnya melalui pemberian pengetahuan yang baik mengenai penyakit DM, pengecekan kadar gula darah secara rutin, dan anamnesa riwayat keluarga untuk mendeteksi dini penykait DM. Karena tidak dapat di pungkiri bahwa Penemuan diagnosa dini dan penanganan yang adekuat pada penderita DM dipandang cukup penting artinya bagi kelangsungan hidup penderita. Selain itu skrining pada lanjut usia yang termasuk resiko tinggi untuk menderita DM juga sebaiknya dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakit ataupun menghindari komplikasi yang lebih lanjut. Jika ditilik dari peran dan fungsi kita sebagai mahasiswa keperawatan, sudahkah kita membekali diri kita dengan ilmu yang berkesinambungan agar mampu menjadi seorang pendakwah di bidang kesehatan khususnya untuk menekan angka kejadian DM.?.Bersama  teman – teman sejawat, Mari kita satukan tekad untuk mewujudkan Indonesia sehat bebas diabetes tahun 2030 melalui deteksi dini diabetes di lingkungan sekitar.
Oleh : Wan wan Triyanto hatta

Tidak ada komentar: